Tentu kita tidak asing dengan media sosial Twitter, platform yang memiliki logo berbentuk burung berwarna biru. Baru-baru ini telah melakukan rebranding menjadi ‘X’ dibawah kepemilikan Elon Musk yang membawa kontroversi.
Kenapa Logo Twitter Ganti X?
Rebranding Twitter ini tak hanya merubah nama, tetapi juga merubah domain website, tone warna hingga mengubah logo twitter secara drastis. Padahal Twitter sudah memiliki branding yang kuat, lantas mengapa Elon Musk mengambil langkah ini?
Elon Musk melakukan rebranding terhadap Twitter, karena twitter sudah dibeli oleh Elon Musk dan bergabung pada perusahaan X Corp yaitu anak perusahaan dari X Holdings Corp. Sehingga Elon Musk ingin menyeragamkan branding perusahaan yang dikelolanya.
Kedepannya Elon Musk akan menjadikan X sebagai platform media sosial “Everything App”. Dimana satu media sosial bisa memenuhi segala kebutuhan digital penggunanya, seperti contoh mengirim pesan ke teman, membeli barang kebutuhan, menonton video dan juga mengelola keuangan hanya dalam satu platform.
Menurut observasi Drew Benvie, pemilik digital agency Battenhall, Twitter ingin mengikuti keberhasilan aplikasi media sosial lainnya seperti WeChat yang memperluas bisnisnya dengan menambahkan layanan tambahan seperti pembayaran dan e-commerce.
Tak cuma perubahan pada brand, X juga membatasi postingan serta juga membanned pornografi, obat-obatan terlarang dan sebagainya.
Dampak Rebranding Strategi Twitter
Perubahan yang dilakukan oleh Elon Musk terhadap Twitter pasti memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi brand equity twitter. Adapun diantaranya sebagai berikut :
1. Reaksi Dari Pengguna Lama
Logo twitter yang berbentuk burung biru, serta istilah tweet, dan retweet sudah sangat melekat pada pengguna lama. Sebagian dari pengguna merasa terkejut dan kecewa dengan perubahan ini setelah beberapa aturan lain mulai dari akun verifikasi berbayar, batasan tweet perhari.
Bahkan ada yang berencana untuk meninggalkan aplikasi Twitter namun ada juga yang menunggu inovasi yang dihadirkan Elon Musk.
2. Potensi Tuntutan Dari Perusahaan Lain
Dampak yang harus diterima dari rebranding Twitter menjadi X adalah potensi tuntutan dari perusahaan lain, karena sebelum Elon Musk mencetuskan rebranding Twitter menjadi X ada beberapa perusahaan yang sudah memilih huruf X untuk menjadi identitas brand mereka seperti Meta dan Microsoft.
Namun sampai saat ini kemungkinan dari pihak Meta maupun Microsoft tidak akan menuntut kecuali merasa terancam bahwa X melanggar ekuitas brand. Ketiganya belum memberikan komentar terkait ini.
3. Opini dan Kritik Dari Key Opininon Leader
Banyak KOL juga mengkritik rebranding Twitter. Ini sangat berpengaruh pada sebuah brand. Pasalnya, pendapat mereka sangat mungkin mempengaruhi masyarakat.
Orang-orang yang awalnya mungkin tidak mempermasalahkan perubahan Twitter kini mulai merasa ingin menolaknya. Namun hal ini tidak selalu berdampak negatif, pendapat para key opinion leader juga dapat memberikan sentimen positif.
4. Brand Confusion dan Brand Equity Turun
Perubahan mendadak ini dapat membingungkan pengguna lama dan mempersulit identifikasi platform dengan nama baru. Peralihan ke brand yang benar-benar baru memaksa perusahaan untuk membangun kembali brandnya dari awal, sehingga secara signifikan menghapus seluruh brand equity yang telah diperolehnya selama 17 tahun terakhir. Proses ini bisa mahal dan memakan waktu. Menciptakan brand baru yang positif akan membutuhkan waktu.
5. User Experience X Hampir Sama Dengan Threads dan Tiktok
Logo, palet warna, dan nama baru dapat mengubah user interface dan user experience secara keseluruhan, sehingga berpotensi menimbulkan ketidakpuasan konsumen.
Pengguna tidak lagi dapat menggunakan kata “tweet” atau “nge-tweet”, yang juga merupakan perubahan dalam user experience dan budaya digital mereka secara keseluruhan.
Tanda-tanda Perusahaan Membutuhkan Rebranding Strategi
Rebranding akan sangat bagus dilakukan, untuk memperbarui konsep dari perusahaan Anda. Namun jika dilakukan pada saat yang tidak tepat dapat membahayakan citra brand, maka dari itu Anda harus mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan rebranding pada setiap produk. Jadi kapan waktu yang tepat untuk melakukan rebranding?
- Citra lama brand sudah ketinggalan zaman
Anda mungkin perlu melakukan rebranding strategi karena citra lama Anda sudah ketinggalan zaman. Tren desain berkembang pesat. Dalam waktu satu atau dua tahun, font, warna, dan bentuk yang tampak keren pada saat itu bisa terlihat ketinggalan jaman dan membosankan.
Dalam hal ini, sebagian besar branding mungkin akan tetap utuh, namun Anda dapat mencoba memperbarui bagian di tingkat terluar. Contohnya mendesain ulang logo dan memperbarui brand voice Anda.
- Kompetitor lebih unggul
Rebranding juga bisa menjadi langkah tepat untuk melindungi bisnis Anda dari munculnya kompetitor baru. Misalnya, jika sebuah perusahaan baru muncul di pasar dan sangat mirip dengan perusahaan Anda, pelanggan mungkin tidak mengetahui produk perusahaan mana yang akan digunakan.
- Misi atau nilai-nilai brand yang sudah hilang
Misi dan nilai-nilai Anda menentukan bagaimana brand Anda berkembang. Misi dan nilai-nilai juga mewakili identitas perusahaan Anda. Jika berubah, brand Anda harus mengikutinya. Misalnya, jika bisnis Anda memutuskan untuk mulai menawarkan opsi yang lebih ramah lingkungan, Anda dapat memilih logo yang lebih sederhana dan brand voice yang down to earth.
Baca juga : Tren Digital Marketing 2023
Tips Rebranding Perusahaan
Rebranding tidak hanya sekedar mengubah nama perusahaan dan mengubah identitas visual, perusahaan dapat menciptakan branding baru dengan membangun kepercayaan pelanggan dan terus memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.
Rebranding merupakan langkah menuju perubahan besar dan oleh karena itu memerlukan seluruh anggota tim perusahaan untuk berkontribusi dalam mencapai strategi rebranding. Keberhasilan rebranding bergantung pada komitmen karyawan. Anda harus memberikan informasi kepada mereka, mendidik mereka, melibatkan mereka dan membantu mereka menjalankan peran mereka dengan percaya diri dan antusias. Lalu bagaimana caranya melakukan rebranding perusahaan Anda?
1. Memahami Alasan Rebranding Strategi
Sebagian besar rencana rebranding melibatkan tim pemimpin dan ahli di bidangnya, sehingga karyawan perlu diberi pemahaman mengenai alasan di balik keputusan tersebut. Alasannya harus berdasarkan fakta dan memperhatikan dampak keputusan.
Ingat, rebranding berarti perubahan, yang dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai apa yang terjadi di perusahaan dan bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi pekerjaan mereka di masa depan. Sajikan semuanya dengan penjelasan sederhana dan alasan yang meyakinkan sehingga dapat dengan mudah dibagikan kepada pelanggan, teman industri, bahkan keluarga.
2. Pemilihan Waktu
Setelah tim Anda memahami alasannya, mereka memerlukan informasi tentang waktu rilis atau apa pun yang terkait dengan pengumuman rebranding. Berikan instruksi untuk karyawan Anda lakukan sebelum pemberitahuan serta jadwal yang terperinci.
3. Storytelling
Karyawan memerlukan poin untuk memahami “cerita” yang ingin dibagikan oleh brand itu sendiri sehingga karyawan dapat membagikannya kepada audiens secara sederhana dan konsisten.
4. Pastikan semua ikut terlibat
Rebranding adalah proses yang panjang, sehingga memerlukan waktu bagi karyawan dan pelanggan untuk beradaptasi dan konsisten dengan rebranding tersebut. Pastikan Anda melibatkan semua bagian bisnis seperti HR dan departemen operasional, bukan hanya bagian pemasaran.
Baca juga : Tips Branding Paling Jitu
Strategi merupakan hal yang paling penting dalam rebranding, pada era yang serba digital ini pastinya digital branding akan lebih kuat untuk meningkatkan brand awareness dan brand equity terhadap profil brand yang baru. Maka dari itu kami cacaFly Metrodata Indonesia menawarkan solusi digital marketing untuk perusahaan di bidang apapun. Untuk konsultasi lebih lanjut bisa menghubungi [email protected] , atau kunjungi situs kami di cacaflymetrodata.com.