Social Media Fatigue dan Bagaimana Brand Harus Menyikapinya

social media fatigue

Social Media Fatigue mungkin menjadi salah satu istilah yang kita sering denger akhir-akhir ini memasuki tahun 2023. Mungkin Anda berpikir bahwa Social Media Fatigue hanya sekedar bahasa anak-anak remaja, yang suka menggunakan istilah-istilah Inggris supaya keren, tetapi kenyataannya fenomena ini cukup meresahkan bagi kita para marketer yang memanfaatkan media sosial sebagai ujung tombak dari upaya-upaya marketing mereka.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Beijing Normal University, para ahli di Universitas tersebut menyebutkan bahwa Social Media Fatigue adalah kecenderungan pengguna media sosial untuk menarik diri dari media sosial karena merasa kewalahan serta berdampak pada kehidupan sosial dan kesejahteraan mereka. Data Global Web Index menyebutkan bahwa terdapat peningkatan 12% pada individu yang mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial lebih sedikit daripada sebelumnya. Menariknya, Gen Z adalah kelompok yang paling terdampak oleh Social Media Fatigue, dibandingkan generasi lainnya. Mereka juga lebih cenderung menggunakan media sosial lebih sedikit daripada sebelumnya.

Kondisi di atas tentunya jauh dari kata ideal bagi brand yang telah berinvestasi banyak di media sosial mereka. Dengan kondisi seperti ini, brand dipaksa melakukan inovasi terhadap komunikasi dan promosi yang dilakukan brand di media sosial, agar konten yang dihasilkan oleh brand tetap relevan terhadap mereka yang sudah mulai jenuh bermain media sosial. Dalam artikel ini cacaFly Metrodata Indonesia sudah menyusun 4 taktik media sosial yang bisa dilakukan marketer dalam menghadapi era Social Media Fatigue di tahun 2023.

  1. Buat konten yang diinginkan dan dibutuhkan followers kalian

Social Media Fatigue mengakibatkan atensi rata-rata pengguna media sosial terhadap post/video di media sosial adalah 2 detik. Artinya marketer hanya punya 2 detik untuk meyakinkan informasi di dalam konten media sosial diinginkan dan dibutuhkan oleh khalayaknya. Untuk mencapai tujuan tersebut artinya marketer harus benar-benar mengenali demografis target dari followers mereka di media sosial. Misalnya kamu menjalankan agensi media sosial, maka kemungkinan besar followers kamu adalah orang-orang yang membutuhkan strategi media sosial, maka berilah yang mereka inginkan misalnya dengan post tips and trick media social.

  1. Keep it Short and Simple

Jika sudah tahu apa yang followers kalian inginkan, maka coba komunikasikan pesan kalian secara singkat. Dengan berkurangnya jumlah waktu audiens dalam menggunakan media sosial, begitu juga waktu untuk melihat konten berkurang.

  1. Jangan Spamming

Hanya karena media sosial memungkinkan marketer berkomunikasi dengan audiens secara 24 jam, bukan berarti brand kalian harus melakukannya. Pengguna media sosial tidak ingin akun brand menyumbat feed mereka dengan pemasaran terus-menerus. Marketer harus memprioritaskan kualitas daripada kuantitas, dan membagikan postingan yang menawarkan nilai bagi audiens brand.

  1. Pastikan komunikasi secara dua arah

Dengan semakin rendahnya minat audiens untuk engage dengan konten media sosial brand, pastikan setiap engagement yang dilakukan oleh followers kalian, kalian proses dan balas secara baik. Selain meningkatkan loyalitas follower terhadap brand, dengan komunikasi yang baik, marketer jadi tahu apa yang benar-benar dibutuhkan oleh followers. Setiap kritik dan saran adalah konsultasi bisnis gratis yang bisa brand dapatkan setiap hari.

Tentang Kami

CMI menyediakan solusi online dan offline berbasis data lengkap kepada pelanggan, dengan menargetkan audiens Anda untuk memperoleh pesan yang sesuai pada setiap tahapan penting perjalanannya sebagai konsumen. 

Tim kami memiliki pengalaman dan keahlian pemasaran digital untuk mengenali dengan baik apa yang diinginkan oleh konsumen Anda dan menyampaikan pesan yang tepat kepada mereka pada saat yang tepat.

Terbaru