Uniknya, Orang Indonesia Lebih Percaya Influencer Keuangan Menjadi Financial Advisor Mereka!

Percaya atau tidak, fenomena Covid-19 mendorong orang Indonesia untuk lebih melek dengan perencanaan keuangan, termasuk dana darurat, asuransi, hingga investasi. Mengapa demikian? Berdasarkan survei yang dilaksakan oleh Jobstreet Indonesia, 35% pekerja di Indonesia mengalami pemutusan hubungan kerja dan 19% pekerja dirumahkan sementara. 

Kondisi ini membuat orang Indonesia, merasa tidak secure dengan kondisi finansialnya dimana penghasilan utama dalam mendapatkan uang berasal dari gaji bulanan yang diterimanya. Terlebih lagi, mereka tidak memiliki dana darurat untuk jangka panjang serta berbagai cicilan jangka panjang yang belum lunas seperti cicilan rumah dan mobil.

Berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh DataIndonesia.ID, 30,2% responden memakai pinjol untuk melunasi utangnya. Lebih berbahaya lagi, menurut data survei NoLimit Indonesia, sebanyak 28% masyarakat Indonesia tidak dapat membedakan pinjol legal dan pinjol ilegal.

Berdasarkan 500 FinLit Survey pada tahun 2015, Indonesia menempati ranking ke 85 dari 144 negara dalam hal financial literasi dengan skor 32%. Angka tersebut menunjukan bahwa financial literacy orang Indonesia masih rendah dibandingkan negara tetangga ASEAN seperti Malaysia dan Singapore.

Financial Literacy Meningkat

Setelah diterjang oleh pandemi Covid-19, dengan kondisi keuangan yang tidak stabil. Akhirnya masyarakat Indonesia mulai melek keuangan, sebagai pembelajaran kondisi keuangan yang lebih stabil dan secure. 

Berdasarkan laporan survey “Insights and Future Trends of Investment in Indonesia” pada tahun 2022 yang dikumpulkan oleh Populix menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran yang lebih baik dalam berinvestasi. Sekitar 72% masyarakat Indonesia sudah mulai berinvestasi, dimana angka ini jauh meningkat sekitar 39% dibanding tahun lalu. 

Ternyata investasi berbentuk reksadana dan perhiasan emas masih menjadi dua pilihan utama bagi millenials. Dimana GenZ cenderung memilih produk reksadana sedangkan milenial dan gen X lebih memilih perhiasan emas sebagai investasinya yang lebih stabil.

Di sisi investasi yang dinilai lebih beresiko seperti kripto, survei GlobalWebIndex menyatakan bahwa sekitar 10% pengguna internet di Indonesia memiliki mata uang kripto.

Influencer Marketing Dianggap Financial Advisor


Menariknya, masyarakat Indonesia menganggap Influencer keuangan sebagai financial advisor bagi mereka dibandingkan rekomendasi konsultan keuangan. Mereka akan membeli produk investasi berdasarkan rekomendasi dari influencer keuangan. 

Berdasarkan hasil survey Center Economics and Law Studies (CELIOS) dan Pluang, pada 2022. Influencer keuangan menempati poin tertinggi sebesar 7,07 dari 10 poin. Sedangkan rekomendasi konsultan keuangan dengan poin hanya 6,95. 

Tak heran kini orang Indonesia lebih banyak follow dan subscribe influencer keuangan untuk mendapatkan literasi keuangan yang lebih mudah dimengerti dan lebih personalized dengan kehidupan sehari-hari. Ini adalah cara baru financial advisor dari influencer untuk memberikan informasi.

Baca Juga: Wardah Jalankan Influencer Marketing dengan 50 KOL

Seperti contoh influencer keuangan Prita Hapsari Ghozie yang memiliki followers 396 K di Instagram, dengan konten mengenai edukasi keuangan yang lebih komprehensif dengan target audience millenials yang sudah bekerja. 

Berbeda dengan Felicia Putri Tjiasaka yang gaya penyampaiannya lebih ke personalize anak-anak muda terutama GenZ dan Millenials. Konten yang diberikan pun disesuaikan dengan kondisi anak-anak muda tertutama di kota besar tak heran bila ia memiliki followers hingga 1.2 M di Tiktok. 

Di sisi lain, followers akun instagram coinvestasi sebanyak 173 K followers, mendapatkan update berita terkini tentang bitcoin dan crypto melalui konten sehari-hari. Misalnya, solana yang harganya naik 80% dalam satu bulan dapat dicek dengan ticker solana to idr. Maupun pepe yang naik sebesar 43 kali lipat.]
Jika kita perhatikan, masyarakat Indonesia lebih mempercayai influencer karena dianggap lebih personalized dan relate dengan kehidupan mereka.

Tak heran bila influencer dianggap industry expert yang menjadi dasar untuk decision making. Untuk lebih tahu lebih dalam KOL market di Indonesia untuk masing-masing industri jangan lupa hubungi cacaFly! [email protected]

Tentang Kami

CMI menyediakan solusi online dan offline berbasis data lengkap kepada pelanggan, dengan menargetkan audiens Anda untuk memperoleh pesan yang sesuai pada setiap tahapan penting perjalanannya sebagai konsumen. 

Tim kami memiliki pengalaman dan keahlian pemasaran digital untuk mengenali dengan baik apa yang diinginkan oleh konsumen Anda dan menyampaikan pesan yang tepat kepada mereka pada saat yang tepat.

Terbaru