Bisnis Makanan Hewan Mengalami Kenaikan Pasca-Pandemi

makanan hewan

Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal dalam kehidupan kita, termasuk cara kita berinteraksi dengan orang lain. Selama masa-masa sulit ini, banyak orang merasa kesepian dan terisolasi. Salah satu cara untuk mengatasi rasa kesepian adalah dengan memelihara hewan peliharaan. Data menunjukkan bahwa volume pencarian kata “Hewan Peliharaan” di Search Engine meningkat 88%, dimana sebelum Covid-19 search term di Google hanya 222.000 dan melonjak menjadi 419.000 pencarian pada tahun 2021. Lalu, apa hubungannya dengan makanan hewan?

Sejalan dengan data dari Bisnis Indonesia pada 2022 bahwa 45% orang Indonesia memelihara hewan peliharaan saat pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa hewan peliharaan menjadi semakin populer sebagai teman dan sahabat bagi orang-orang Indonesia.

Kucing Peliharaan Menjadi Primadona, Bagaimana Dengan Anjing?

Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim, dimana dalam Al-Quran dan Hadist tidak merekomendasikan memelihara anjing. Oleh karena itu, memelihara kucing lebih populer dibandingkan anjing. Dari data Rakuten Insight Property 2021, menjelaskan proporsi hewan peliharaan di Indonesia Kucing (47%), Ikan (22%), Burung (18%), Anjing (10%), dan hewan peliharan lain (3%). 

Meskipun angka pelihara anjing tidak sebesar kucing, tetapi industri pet food dan pet care untuk anjing sangat menjanjikan. Hal itu bisa dilihat dari segi GMV makanan anjing terbaik dan makanan kucing yang terbagus hanya berbeda 8% pada tahun 2022 berdasarkan data dari Euromonitor International pada tahun 2022. 

Dari hal diatas pemilik anjing memiliki buying power yang lebih besar, bisa dilihat untuk harga makanan anjing terbaik dan juga perawatan anjing yang lebih mahal daripada peliharaan yang lain. 

Opportunity Industry Pet Food di Indonesia

Bisnis makanan hewan peliharaan di Indonesia memiliki pertumbuhan yang positif. CAGR industri pet food Indonesia adalah 24.7%, menunjukkan peningkatan CAGR dari 2016 ke 2021. Nilai pasar bisnis makanan hewan Indonesia pada tahun 2021 adalah USD 370.6 juta berdasarkan data dari Euromonitor International 2022. Indonesia merupakan pasar terbesar kedua di ASEAN setelah Thailand.

Pertumbuhan bisnis makanan hewan peliharaan Indonesia didorong oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya jumlah pemilik hewan peliharaan, meningkatnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan kesejahteraan hewan peliharaan, serta semakin banyaknya produk pet food yang tersedia di pasaran.

Di Indonesia sendiri, untuk produk makanan hewan masih didominasi dengan produk impor sekitar 95%. Rata-rata didominasi oleh produk dari USA, Swiss, dan Thailand. Sehingga untuk produk lokal atau new entry product diperlukan effort yang lebih dalam memperluas pasarnya. 

Perlu ditekankan bahwa buying power orang Indonesia untuk membeli makanan hewan di bawah IDR 200.000 setiap bulannya. Hal ini menunjukan bahwa orang Indonesia sangat “price sensitive”, dan cenderung memilih barang dengan harga yang affordable. Sehingga penentuan harga dalam bisnis pet food di Indonesia sangatlah krusial.

Secara distribusi, berdasarkan data dari Euromonitor International 2022. Faktanya sebagian besar distribusi makanan hewan 64% melalui ritel pada tahun 2021, hanya saja distribusi retail ini dikuasai oleh produk yang memiliki market share yang tinggi, dan capital yang cukup besar.  

Sehingga, bagi new entry product yang baru saja memulai bisnis makanan hewan di Indonesia, e-commerce adalah channel yang paling tepat dan ekonomis. Walaupun distribusi e-commerce hanya mencakup 26% dari market share, akan tetapi dari segi growth distributionnya cukuplah cepat sekitar 92.7% dalam 5 tahun terakhir. 

Strategi Marketing Tepat Guna

Bagaimana trend marketing untuk bisnis makanan hewan? Kini pet influencer menjadi pilihan untuk meningkatkan awareness, terutama untuk new entry product.  Pet Influencer adalah orang atau hewan yang memiliki banyak pengikut di media sosial dan dikenal karena membagikan konten tentang hewan peliharaan seperti rekomendasi makanan kucing yang bagus.

Berbeda dengan Taiwan atau Amerika Serikat yang menggunakan website sebagai transaksi jual beli. Di Indonesia, penjualan produk sebagian besar menggunakan e-commerce dan social media. Terutama untuk produk-produk baru dengan brand awareness dan GMV yang tidak terlalu tinggi. 

Sehingga, E-Commerce dan Social Media Marketing terutama TikTok adalah cara yang efektif untuk menjangkau pemilik hewan peliharaan dan meningkatkan penjualan pet food.

Kesempatan Mengembangkan Pasar ke Indonesia

Kesempatan mengembangkan pasar ke Indonesia terbuka sangat lebar, akan tetapi perlu sangat detail dalam memahami pasar Indonesia. cacaFly Metrodata Indonesia memberikan support yang besar bagi Anda yang ingin mendalami pasar Indonesia mulai dari awal hingga akhir. Hubungi kami melalui situs www.cacaflymetrodata.com

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda!

Tentang Kami

CMI menyediakan solusi online dan offline berbasis data lengkap kepada pelanggan, dengan menargetkan audiens Anda untuk memperoleh pesan yang sesuai pada setiap tahapan penting perjalanannya sebagai konsumen. 

Tim kami memiliki pengalaman dan keahlian pemasaran digital untuk mengenali dengan baik apa yang diinginkan oleh konsumen Anda dan menyampaikan pesan yang tepat kepada mereka pada saat yang tepat.

Terbaru